Beranda | Artikel
Mensyukuri Nikmat Iman - Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)
Jumat, 14 Juli 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Mensyukuri Nikmat Iman – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.). Khutbah Jumat ini disampaikan di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Mari kita simak dan download khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat.


Ringkasan Mensyukuri Nikmat Iman – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

Sesungguhnya sebaik-baik bekal dalam kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat adalah takwa. Maka dari itulah kewajiban kita untuk bersungguh-sungguh diatas ketakwaan. Bersungguh-sungguh memegang ketakwaan sampai akhir hayat kita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٠٢﴾

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran [3]: 102)

Allah memerintahkan kita untuk bersungguh-sungguh memelihara ketakwaan kita. Karena sesungguhnya ketakwaan itu akan hilang ketika kita tidak memeliharanya dengan baik. Berapa banyak orang yang diberikan oleh Allah hidayah, akan tetapi dia tidak memelihara hidayah tersebut dengan baik lalu Allah cabut kembali. Berapa banyak orang yang tadainya diberikan ketakwaan, lalu dia tidak menjaga ketakwaan dengan sungguh-sungguh lalu Allah cabut ketakwaan tersebut.

Kita tidak ingin hal itu terjadi pada diri kita, maka mari kita berusaha sekuat tenaga kita. Seluruh kemampuan kita keluarkan untuk menjaga ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita hidup di dunia yang penuh ujian dan cobaan. Setan dan iblis beserta bala tentaranya berusaha untuk menyesatkan manusia. Sementara manusia mempunyai hawa nafsu dan syahwat, sementara dunia sangat menipu. Banyak orang yang tertipu dengan hiasannya. Banyak orang yang kemudian meninggalkan ketakwaannya sedikit demi sedikit tanpa terasa karena ia senantiasa mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman pada ayat di atas, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Orang yang mati tidak diatas Islam tidak mungkin diterima oleh Allah dan dia akan kekal di neraka. Allah beriman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٨٥﴾

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85)

Setiap kita wajib berfikir bagaimana kita wafat diatas Islam dan iman. Karena sesungguhnya wafat diatas Islam dan iman merupakan permintaan para nabi. Nabi Yusuf alaihi sholatu wassalam ketika ia berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala:

…تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ﴿١٠١﴾

wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS. Yusuf [12]: 101)

Kita tidak tahu apakah kita wafat dalam keimanan atau tidak. Kita tidak tahu apa yang Allah lakukan terhadap diri kita. Kewajiban kita adalah sungguh-sungguh menjaga keislaman ini. Senantiasa menjalankan perintah-perintahNya, menjauhi larangan-laranganNya dan mengkaji serta mempelajari tentang hakikat agama Islam.

Sungguh bahagia dan beruntung orang yang mati dalam keadaan Islam dan sunnah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamin orang yang wafat diatas Laa Ilaha Illallah diatas Islam, dia pasti masuk surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)

Maka syukurilah nikmat Islam yang Allah berikan kepada kita ini. Kajilah Islam, pelajarilah Islam dan laksanakan Islam dalam kehidupan kita sehari-hari. Berapa banyak kaum muslimin yang tidak merasa bangga dengan keislamannya? mereka merasa malu untuk memperlihatkan jadi diri sebagai seorang muslim. Berapa banyak kaum muslimin yang tertipu oleh syubhat-syubhat sehingga dia mengagungkan agama selain Islam. Padahal Islam adalah agama yang Allah ridhoi.

..إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلَامُ ۗ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…”  (QS. Ali Imran [3]: 19)

Sesungguhnya semua membutuhkan keistiqomahan, kekuatan niat dan kekuatan usaha untuk bisa wafat dalam keislaman dan keimanan. Maka siapa yang bersungguh-sungguh dia akan dapat. Tapi yang tidak bersungguh-sungguh dan menganggap remeh keislamannya, dia menganggap bahwa keislamannya tidak ada nilainya, bisa jadi Islam itu hilang dalam keadaan ia tidak sadarkan. Bahkan mungkin dia wafat bukan dalam keadaan Islam.

Khutbah Kedua Mensyukuri Nikmat Iman – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.) Menit ke – 07:31

Lalu Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan dalam ayat setelahnya agar kita bisa wafat diatas Islam. Allah berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,” (QS. Ali Imran [3]: 102)

Tali Allah itu adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah memerintahkan kita untuk memegang kuat-kuat tali Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara mempelajarinya. Dengan cara mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَ فًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan untuk mendengar serta taat (kepada pimpinan) meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya, barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian (para sahabat), niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidun –orang-orang yang mendapat petunjuk- sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian, jangan sekali-kali mengada-adakan perkara-perkara baru dalam agama, karena sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat”. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Ketika kita tidak mau berpegang dengan tali Allah, itulah yang menjadi sebab utama kita akan bercerai-berai. Terjadinya perpecahan dalam tubuh umat Islam karena masing-masing mengikuti hawa nafsunya, mengikuti akalnya, mengikuti pemandunya dan tidak mengikuti Allah dan RasulNya. Kalaulah semua kaum muslimin mengikuti Allah dan RasulNya, ان شاء الله mereka tidak akan berpecah belah.

Dengarkan dan Download Mensyukuri Nikmat Iman – Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29491-mensyukuri-nikmat-iman-khutbah-jumat-ustadz-badrusalam-lc/